PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia
pasti akan dihadapkan dengan beberapa masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang
muncul. Dengan segenap kemampuan yang dimiliki manusia, manusia akan selalu
berusaha untuk menyelesaikan semua masalah-masalah itu. Tetapi terkadang
seseorang akan lupa terhadap apa yang terjadi pada dirinya sendiri, lebih-lebih
pada masalah fisik, yaitu tentang kesegaran jasmani. Banyak dari mereka yang
sibuk, akan lupa terhadap kesehatan dan kestabilan kesegaran jasmaninya.
Kesegaran jasmani seseorang adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan beberapa komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar.
Semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, semakin besar kemampuan fisiknya dan produktifitas kerjanya, khususnya dalam bidang olahraga.
Kesegaran jasmani seseorang adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan beberapa komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar.
Semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, semakin besar kemampuan fisiknya dan produktifitas kerjanya, khususnya dalam bidang olahraga.
Bagi guru pendidikan jasmani
ataupun pelatih, sangat penting mengadakan pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan kesegaran jasmani siswa atau atlet untuk mengembangkan prestasi.
Selain itu para Guru atau Pelatih akan membutuhkan sesuatu yang dinamakan dengan
evaluasi. Yang bertujuan untuk mengoreksi dan mengetahui seberapa tingkat dan
perkembangan setelah melakukan beberapa tahap latihan. Sebagai Pelatih dan Guru
olahraga, yang bertanggung jawab atas prestasi anak asuhannya. Perlu melengkapi
dirinya dengan pengetahuan tentang cara-cara mengukur dan menilai status
kondisi fisik tersebut.
Cara evaluasi yang tepat
yang harus dilakukan yaitu dengan cara Tes dan Pengukuran terhadap atlet
ataupun siswa. Tes dan pengukuran dapat dilakukan dengan beberapa cara dan tahap
yang mempunyai manfaat dan tujan dilakukannya tes tersebut. Tes merupakan alat
atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau
objek. Pengukuran merupakan proses pengumpulan data/informasi tentang individu
maupun objek tertentu, yaitu mulai dari mempersiapkan alat ukur yang digunakan
sampai diperolehnya hasil, contohnya: frekuensi, jarak, waktu, dan satuan
ukuran.
Dengan melakukan tes dan
pengukuran ini kita dapat mengambil beberapa manfaat, diantaranya kita dapat
mengevaluasi tahap latihan yang telah dilakukan, dengan hal itu kita dapat
mengetahui seberapa perkembangan kondisi fisik seseorang, selain kita bisa
mengembangkan prestasi atlet, kita juga bisa menjadikan ini sebagai bahan
perbaikan dalam pembelajaran atau pelatihan. Kita juga dapat termotivasi oleh
hasil yang diambil dalam tes dan pengukuran ini, atau bahkan kita dapat
menggunakan data ini untuk bahan sebuah penelitian.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian 10 komponen kondisi fisik?
2.
Bentuk tes masing – masing komponen kondisi fisik?
3.
Menjelaskan cara pelaksana item – item tes kondisi fisik?
4.
Norma nilai dalam kategori komponen – komponen kondisi fisik?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian 10 komponen kondisi fisik.
2. Untuk mengetahui bentuk tes komponen kondisi fisik.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pelaksanaan tes dan
pengukuran.
D.
Manfaat
1. Membantu kesempatan penuh bagi masyarakat untuk
belajar mengetes dan mengukur.
2. Sebagai tambahan wawasan tentang Tes dan Pengukuran
Olahraga.
PEMBAHASAN
A. Pengertian komponen kondisi fisik
Kondisi fisik merupakan satu
kesatuan utuh dari komponen – komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja.
Seluruh komponen harus bisa di kembangkan walaupun di sana sini dilakukan
dengan sistem prioritas sesuai keadaan / status tiap komponen itu dan untuk
keperluan atau status yang di butuhkan. Menurut Widiastuti (2011 : 13)
menjelaskan bahwa “ kondisi fisik menggambarkan potensi dan kemampuan jasmani
untuk melakukan tugas – tugas tertentu dengan hasil yang optimal tanpa memperlihatkan
keletihan yang berarti.
Di dalam kondisi fisik
terdapat 10 komponen kondisi fisik, yaitu :
1.
Kekuatan (Strength)
Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang
kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto,1995:8).
Dalam kekuatan mempunyai peranan yang penting, karena
kekuatan adalah daya penggerak setiap aktivitas dan merupakan persyaratan untuk
meningkatkan prestasi.
2.
Daya Tahan (endurance)
Dalam hal ini, menurut (M. /
Sajoto,1955:8) daya tahan dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.1. Daya tahan umum (general endurance) merupakan kemampuan seseorang dalam
mempergunakan sistem jantung, paru – paru dan peredaran darahnya secara efektif
dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus – menerus yang melibatkan
kontraksi sejumlah otot – otot dengan intensitas tinggi dalam waktu cukup lama.
1.2. Daya tahan otot (local endurance) yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan
ototnya untuk berkontraksi secara terus – menerus dalam waktu yang relatif lama
dengan beban tertentu.
3.
Daya Otot
(Muscular power)
Dimana kemampuan seseorang
untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek
pendeknya (M. Sajoto,1995:8). Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot,
kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal-hal
tersebut akan mempengaruhi daya otot. Jadi daya otot adalah kualitas yang
memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja fisik secara
tiba-tiba. Sering disebutkan bahwa daya otot yaitu daya ledak otot. Orang yang
sering melakukan aktifitas fisik membuat daya ototnya menjadi baik. Daya otot
dipengaruhi oleh kekuatan otot dan kecepatan kontraksi otot sehingga semua
faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut akan mempengaruhi daya otot.
4.
Kecepatan (Speed)
Kecepatan
adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam
bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M.Sajoto, 1995:8).
Menurut (Widiastuti, 2011:16) menjelaskan bahwa “ kecepatan adalah kemampuan
berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
“. Oleh karena itu seseorang yang
mempunyai kecepatan tinggi dapat melakukan suatu gerakan yang singkat atau
dalam waktu yang pendek setelah menerima rangsang.
5.
Kelentukan (Flexibility)
Daya
lentur adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala
aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai
dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh permukaan tubuh (M.
Sajoto, 1995:9). Dengan demikian kelentukan berarti bahwa tubuh dapat melakukan
gerakan secara bebas. Tubuh yang baik harus memiliki kelentukan yang baik pula.
Hal ini dapat dicapai dengan latihan jasmani
terutama untuk penguluran dan kelentukan. Faktor yang mempengaruhi kelentukan
adalah usia dan aktifitas fisik pada usia lanjut kelentukan berkurang akibat menurunnya
aktifitas otot sebagai akibat berkurang latihan (aktifitas fisik).
6.
Kelincahan (Agility)
Kelincihan
merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani yang sangat diperlukan pada
semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh (Ismaryati,2008:41).
Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu,
seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi
dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik (M. Sajoto,
1995:9).
7.
Keseimbangan (balance)
Keseimbangan
adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot (M. Sajoto,
1995:9). Keseimbangan juga merupakan kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang
pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja
indera penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada
otot. Diperlukan tidak hanya pada olah raga tetapi juga dalam kehidupan
sehari-hari.
8.
Koordinasi (coordination)
Koordinasi
adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan ke dalam
pola garakan tunggal secara efektif (M. Sajoto, 1995:9). Jadi apabila seseorang
itu mempunyai koordinasi yang baik maka ia akan dapat melaksanakan tugas dengan
mudah secara efektif.
9.
Ketetapan (accuracy)
Ketepatan
adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap
suatu sasaran, sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek
langsung yang harus dikenai dengan salah satu bidang tubuh (M. Sajoto, 1995:9).
Dengan latihan atau aktivitas olahraga yang menuju tingkat kesegaran jasmani
maka ketepatan dari kerja tubuh untuk mengontrol suatu gerakan tersebut menjadi
efektif dan tujuan tercapai dengan baik.
10. Reaksi
(reaction)
Reaksi
adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi
rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau rasa lainnya. Status
kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian bentuk tes
kemampuan (M. Sajoto, 1995:10). Reaksi dapat dibedakan menjadi tiga macam
tingkatan yaitu reaksi terhadap rangsangan pandang, reaksi terhadap pendengaran
dan reaksi terhadap rasa.
B.
Pengukuran
Komponen Kebugaran Jasmani melalui Tes dan Norma
1.
Kekuatan
1.1. Tes Kekuatan Genggam tangan kanan/kiri
Tujuan : Untuk mengukur Kekuatan genggam
tangan kanan/kiri
Alat : Hand grip
dynamometer
Pelaksanaan : peserta berdiri tegak, kaki di renggangkan
selebar bahu, tangan kanan/tangan kiri terletak di samping badan dalam posisi
lurus, mengengam alat Hand grip
dynamometer. Peserta meremas alat dengan sekuat tenaga. Pada saat meremas
alat, lengan membuat sudut 20-30 derajat dengan tubuh (ketiak tidak menutup).
Tes ini dilakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri masing – masing dua
kali.
Penilaian : Skor kekuatan genggaman terbaik dari
dua kali percobaan.
Data Norma :
Jenis kelamin
|
Baik sekali
|
Baik
|
Cukup
|
sedang
|
kurang
|
Laki
|
Ø 56
|
51 - 56
|
45 - 50
|
39 - 44
|
< 39
|
Perempuan
|
Ø 36
|
31 - 36
|
25 - 30
|
19 - 24
|
< 19
|
Gambar
1.1. Alat Hand Grip Dynamometer
1.2.Tes Tarik dan Dorong/Push and Pull
Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot tangan dalam
menarik dan mendorong
Alat : Pull
and Push dynamometer
Pelaksanaan : peserta tes berdiri tegak dengan kaki
direnggangkan dan pandangan lurus kedepan. Tangan memegang pull and push dynamometer dengan kedua tangan didepan dada. Posisi
lengan dan tangan lurus dengan bahu. Tari alat tersebut sekuat tenaga. Pada
saat menarik/mendorong. Alat tidak boleh menempel pada dada. Tangan dan siku
tetap sejajar dengan bahu. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali.
Penilaian : skor kekuatan tarik dan dorong
terbaik dari dua kali percobaan.
Data Norma :
Jenis kelamin
|
baik
|
Sedang
|
kurang
|
Laki
|
Ø 52
|
40 – 52
|
< 40
|
Perempuan
|
Ø 30
|
20 – 30
|
< 20
|
Sumber
: (Widiastuti, 2011 : 79)
Gambar 1.2. Alat Pull
and Push dynamometer
1.3.Tes kekuatan otot punggung
Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot
punggung
Alat : Back and Leg dynamometer
Pelaksanaan : peserta tes berdiri di atas back and leg dynamometer. Tali rantai
pada alat diatur sehingga seseuai dengan posisi berdiri. Peserta tes menarik
alat dengan posisi tangan lurus ke bawah, punggung membengkuk dan pandangan ke
depan. Alat ditarik dengan menggunakan kekuatan otot punggung. Tes ini
dilakukan sebanyak dua kali.
Penilaian : Skor terbaik dari dua kali
percobaan di catat sebagai skor.
Data Norma :
Jenis kelamin
|
baik
|
Sedang
|
kurang
|
Laki
|
Ø 177
|
126 – 176
|
< 125
|
Perempuan
|
Ø 98
|
52 – 97
|
< 51
|
Sumber
: (Widiastuti, 2011 : 79)
1.4. Tes
Kekuatan otot tungkai
Tujuan : untuk mengukur kekuatan otot
tungkai
Alat : Back and Leg dynamometer
Pelaksanaan : peserta tes berdiri di atas back and dynamometer. Tali rantai pada
alat diatur seseuai dengan posisi setengah jongkok dengan punggung tetap tegak
lurus. Kedua lutut bengkok dan rantai diletakkan diantara kedua tungkai, tangan
memegang alat lurus ke bawah. Alat ditarik dengan menggunakan kekuatan otot tungkai
tanpa bantuan otot tangan dan otot punggung. Tes ini dilakukan sebanyak dua
kali.
Penilaian : Skor terbaik dari dua kali
percobaan dicatat sebagai skor.
Data Norma :
Jenis kelamin
|
baik
|
Sedang
|
kurang
|
Laki
|
Ø 214
|
160 - 213
|
< 159
|
Perempuan
|
Ø 114
|
66 - 113
|
< 65
|
Gambar
1.3 dan 1.4. Alat Back and Leg
Dynamometer
1.5.Tes Sit-Up
Tujuan : Untuk mengetahui kekuatan
otot perut seorang Atlet
Alat : Alas, stopwatch dan Rekan
untuk memegangi kaki
Pelaksanaan : berbaring dengan lutut ditekuk, kaki
rata dengan lantai dan tangan dilipat
menyilangi dada. Mulai sit up dengan
punggung di lantai, angkat diri anda posisi 90 derajat dan kembali kelantai.
Kaki boleh dipegang oleh rekan. Catat jumlah sit up selama 30 detik.
Penilaian : jumlah hitungan gerakan yang
benar dilakukan.
Data Norma :
Jenis kelamin
|
baik
|
Cukup
|
Sedang
|
Kurang
|
Buruk
|
Laki
|
Ø 30
|
26 - 30
|
20 - 25
|
17 - 19
|
< 17
|
Perempuan
|
Ø 25
|
21 - 25
|
15 - 20
|
9 - 14
|
< 9
|
Sumber
: (Widiastuti, 2011 : 92)
Gambar 1.5. Cara melakukan gerakan sit-up
1.6. Tes
Push-Up
Tujuan : mengukur kekuatan otot lengan
dan bahu seorang atlet
Alat : Alas, Stopwatch, dan
Rekan
Pelaksanaan : berbaring diatas alas, tangan dibuka
selebar bahudan regangkan tangan ke bawah, turunkan badan sehingga membentuk
sudut 90 derajat. Kembali ke posisi awal dengan tangan kembali diregangkan kaki
tidak boleh dipegang. Kegiatan push up
harus terus dilakukan tanpa istirahat dan lakukan sebanyak mungkin. Bagi
perempuan karena tenaga yang lebih sedikit maka push up mereka dimodifikasi
dengan cara lutut di tekuk.
Penilaian : catat jumlah total dari jumlah push up
Data Norma :
Laki
Umur
|
Baik sekali
|
baik
|
Cukup
|
Sedang
|
kurang
|
20 – 29
|
Ø 54
|
45 – 54
|
35 – 44
|
20 - 34
|
< 20
|
30 – 39
|
Ø 44
|
35 – 44
|
25 – 44
|
15 - 24
|
< 15
|
40 – 49
|
Ø 39
|
30 - 39
|
20 – 29
|
12 - 19
|
< 12
|
50 – 59
|
Ø 34
|
25 - 34
|
15 – 24
|
8 – 14
|
< 8
|
60 -
|
Ø 29
|
20 - 29
|
10 – 19
|
5 - 9
|
< 5
|
Sumber : (Widiastuti, 2011 : 93)
Perempuan
Umur
|
Baik sekali
|
baik
|
Cukup
|
Sedang
|
kurang
|
20 – 29
|
Ø 48
|
34 - 38
|
17 – 33
|
6 - 16
|
< 6
|
30 – 39
|
Ø 39
|
25 - 39
|
12- 24
|
4 – 11
|
< 4
|
40 – 49
|
Ø 34
|
20 – 34
|
8 – 19
|
3 – 7
|
< 3
|
50 – 59
|
Ø 29
|
15 – 29
|
6 – 14
|
2 – 5
|
< 2
|
60 -
|
Ø 19
|
5 – 19
|
3 – 4
|
1 – 2
|
< 1
|
Sumber : (Widiastuti, 2011 : 93)
Gambar
1.6. Cara melakukan gerakan Push - Up
1.7.Tes Wall Squat
Tujuan :
Mengetahui ketahanan kekuatan otot Quadriceps seorang atlet
Alat :
tembok yang permukaannya halus, stopwatch, dan seorang penghitung
Pelaksanaan : berdiri dengan nyaman dengan kedua kaki
anda berlawanan dengan tembok, turunkan secara perlahan punggung dan harus
terbentuk sudut 90 derajat. Angkat satu kaki 5 cm dari lantai, lalu rekan mulai
menyalakan stopwatch dan bertahan tubuh selama mungkin sampai kaki jatuh ke
lantai.
Penilaian : hitungan detik dari mulai angkat kaki
sampai kaki menyentuh lantai
Data Norma : untuk atlet 16 – 19 tahun
Jenis kelamin
|
baik
|
Cukup
|
Sedang
|
Kurang
|
Buruk
|
Laki
|
Ø 102 detik
|
102 – 76 detik
|
75 – 58 detik
|
57 – 30 detik
|
< 30 detik
|
Perempuan
|
Ø 60 detik
|
60 – 46 detik
|
45 – 36 detik
|
35 – 20 detik
|
< 20 detik
|
Sumber
: (Widiastuti, 2011 : 96)
2.
Daya Tahan (endurance)
2.1. Lari multi tahap ( bleep test)
Tujuan : Untuk mengukur daya tahan
kardiovaskuler VO2 maksimal
Alat dan fasilitas :
1. Pita cadence
(irama)untuk lari bolak balik
2. Mesin pemutar
kaset (tape recorder)
3. Lintasan lari
jarak 20 meter pada permukaan datar rata dan tidak licin
4. Stopwatch
5. Kerucut pembatas
atau patok 4
6. Fomulir tes dan
alat tulis
Pelaksanaan :
1. Lari
ke arah ujuang/ akhir yang berlawanan dan sentuhkan satu kaki di belakang garis
batas pada saat terdengar bunyi “ tuut”
2. Apabila telah
sampai sebelum bunyi “tuut” harus bertumpu pada titik putar menanti bunyi
kemudian lari ke arah yang berlawanan agar dapat mencapai tepat pada saat tanda
berikutnya bunyi.
3. Kecepatan lari
harus semakin bertambah cepat,karena waktu akan pada semakin pendek.
4. Harus mencapai
garis ujung pada waktu yang ditentukan
5. Gerakan balikan
yaitu berputar bukan membuat belokan karena akan memakan waktu lebih banyak
6. Panitia harus
memberhentikan peserta apabila peserta tertinggal tanda bunyi “tuut” dua kali
lebih dari dua langkah di belakang garis ujung.
Penilaian :
Catat
level dan shuttle run terakhir yang dapat dilakukan atau diselesaikan oleh
peserta lalu di komversikan ke dalam table untuk dapat di ketahui prediksi
kemampuan aerobiknya.
Norma penilaian :
Pria
Umur
|
1. Jelek
|
2. Di Bawah Rata-rata
|
3. Rata-rata
|
4. Di Atas Rata-rata
|
5. Excellent
|
Superior
|
13-19
|
<35.0
|
35.0 - 39.9
|
40.5 - 45.1
|
45.2 - 50.9
|
51.0 - 55.9
|
>55.9
|
20-29
|
<33.0
|
33.0 - 39.2
|
39.9 - 43.3
|
43.9 - 48.7
|
49.3 - 52.5
|
>52.6
|
30-39
|
<31.5
|
31.5 - 38.4
|
38.5 - 41.8
|
42.4 - 47.4
|
48.0 - 51.4
|
>51.6
|
Wanita
Umur
|
1. Jelek
|
2. Di Bawah Rata-rata
|
3. Rata-rata
|
4. Di atas Rata-rata
|
5. Excellent
|
Superior
|
13-19
|
<33.0
|
33.0 - 37.1
|
37.8 - 42.4
|
43.3 - 46.8
|
47.4 - 52.5
|
>52.6
|
20-29
|
<31.5
|
31.5 - 35.7
|
36.5 - 41.9
|
42.4 - 44.9
|
45.2 - 49.4
|
>50.2
|
30-39
|
<30.2
|
30.2 - 35.5
|
35.6 - 38.9
|
39.2 - 44.5
|
44.8 - 48.0
|
>48.0
|
2.2.Lari
12 Menit
Tujuan :
untuk mengukur daya tahan jantung paru
Alat :
lintasan sepanjang 2.4 km, stopwatch, nomor dada, bendera start, dan alat tulis
Pelaksanaan :
peserta tes berlari selama 12 menit dari saat diberikan aba-aba : ya hingga
batas waktu 12 menit habis dengan ditandai bunyi pluit. Apabila sebelum waktu
12 menit selesai, namun peserta tes merasa kelelahan maka ia dapat meneruskan
dengan berjalan kemudian berlari lagi.
Penilaian :
catatan waktu yang hasil dicapai oleh setiap peserta tes, kemudian
dikonversikan ke dalam table norma :
Jenis
kelamin
|
Umur
(tahun) dan waktu (menit, detik)
|
Kategori
|
|||
<
30
|
30
- 39
|
40
– 49
|
Ø 49
|
||
Pria
|
>2.815
|
>2.654
|
>2.493
|
>2.413
|
Sangat
Baik
|
Wanita
|
>2.654
|
>2.493
|
>2.233
|
>2.172
|
|
Pria
|
2.414-2.815
|
2.253-2.654
|
2.092-2.493
|
2.012-2.413
|
Baik
|
Wanita
|
2.253-2.654
|
2.092-2.493
|
1.851-2.333
|
1.690-2.172
|
|
Pria
|
2.212-2.413
|
1.851-2.252
|
1.690-2.091
|
1.609-2.011
|
Sedang
|
Wanita
|
1.851-2.252
|
1.690-2.091
|
1.529-1.850
|
1.368-1.689
|
|
Pria
|
1.609-2.011
|
1.529-1.850
|
1.368-1.689
|
1.288-1.608
|
Kurang
|
Wanita
|
1.529-1.850
|
1.368-1.689
|
1.207-1.528
|
1.046-1.367
|
|
Pria
|
<
1.608
|
<
1.528
|
<
1.367
|
<
1.287
|
Sangat
Kurang
|
Wanita
|
<
1.528
|
<
1.367
|
<
1.206
|
<
1.045
|
Sumber : (Wahjoedi, 2001 : 75)
2.3.Tes Naik Turun Bangku ( Harvard Step Ups Test )
Tujuan :
Untuk mengetahui kesehatan jantung paru
Alat :
bangku dengan tinggi 48 cm untuk pria dan 43 cm untuk wanita, stopwatch,
metronom dan stetoskop apabila diperlukan.
Pelaksanaan :
@ peserta tes berdiri menghadap bangku Harvard dengan posisi tegak lurus
@ Peserta haruskan naik turun bangku dengan
irama 120 X permenit yang di atur dengan metronom, selama 5 menit.
@ Peserta tes menaikkan kaki kanan pada
bangku setelah diberi aba-aba mulai dan bersamaan dengan itu stopwatch
dihidupkan, kemudian naikkan kaki kiri disamping kaki kanan, lalu turunkan kaki
kanan dan diikuti kaki kiri. Demikian seterusnya sesuai dengan irama.
Penilaian :
Hitungan jumlah denyut Nadi
Norma kategori :
Hasil
|
Skor
|
Kategori
|
Ø 90
|
5
|
Sangat
baik
|
80
– 89
|
4
|
Baik
|
65
– 79
|
3
|
Sedang
|
50
– 64
|
2
|
Kurang
|
<
50
|
1
|
Sangat
kurang
|
Sumber : ( Wahjoedi, 2001 : 74 )
3.Daya Otot ( Power )
3.3. Standing long jump test ( Broad Jump )
Tujuan : Untuk mengukur power dari otot-otot tungkai.
Tingkatan Umur : mulai dari 6 tahun hingga
dewasa.
jenis Kelamin : pria dan wanita
Perlengkapan dan alat: matras dan lantai yang rata, pita atau bubuk kapur
untuk garis tempat tolakan, pita pengukur, blangko dan alat tulis.
Petunjuk pelaksanaan tes:
Orang coba berdiri dibelakang garis dengan
kedua kaki sejajar dan membengkokkan lutut membentuk sudut 90 - 110°. Sambil
mengayun kedua lengan lakukan lompatan sejauh mungkin. Diberikan kesempatan 3
kali dan diambil loncatan terbaik.
Skor : Jarak yang diukur dari garis start ke tempat mendarat terdekat.
Norma tes :
Kategori
untuk laki-laki
|
Cm
|
Inci
|
Baik
sekali
|
Ø 250
|
Ø 8’ 2.5”
|
Baik
|
241
– 250
|
7’
11’’ – 8’ 2.5”
|
Cukup
|
231
– 240
|
7’
7” – 7’ 10.5”
|
Sedang
|
221
– 230
|
7’
3” – 7’ 6.5”
|
Kurang
|
211
– 220
|
6’
11” – 7’ 2.5”
|
Sumber : (Widiastuti, 2011 : 105)
Kategori
untuk perempuan
|
Cm
|
Inci
|
Baik
sekali
|
Ø 200
|
Ø 6’ 6.5”
|
Baik
|
191
– 200
|
6’
3” – 6’ 6.5”
|
Cukup
|
181
– 190
|
5’
11.5” – 6’ 2.5”
|
Sedang
|
171
– 180
|
5’
7.5” – 5’ 11”
|
Kurang
|
161
– 170
|
5’
3.5” – 5’ 7”
|
Sumber : (Widiastuti, 2011 : 105)
3.2. Tes loncat
Vertical Jump
Tujuan : Untuk mengukur power dari kedua tungkai dengan cara meloncat
secara vertikal.
Tingkatan Umur : mulai dari 9 tahun hingga orang
dewasa.
Jenis Kelamin : pria dan wanita
Perlengkapan dan alat: papan skala, bubuk kapur/bedak,
dinding dengan permukaan yang rata dengan tinggi minimal 3.65 meter, blangko
dan alat tulis.
Petunjuk pelaksanaan tes:
Orang coba berdiri menyamping dengab kaki
rapat terhadap dinding yang telah dipasangi papan skala, dan menjangkau dengan
lengan lurus setinggi mungkin pada skala. Catat tinggi raihan tersebut.
Kemudian orang coba mencucukan tiga jari bagian tengah ke bubuk kapur dan
mengambil sikap jongkok dengan lutut membentuk sudut 90 - 110° seperti semula.
Sambil mempertahankan kedua tumit tetap kontak dengan lantai, orang coba sekuat
dan secepatnya meloncat keatas dan meraih titik tertinggi pada papan skala.
Diberikan kesempatan 3 kali dan diambil loncatan terbaik.
Skor : ambil selisih antara tinggi
raihan dan tinggi lompatan diambil sebagai hasil loncatan vertical.
NORMA PENILAIAN VERTICAL JUMP
(JARAK)
JARAK LONCATAN (CM)
|
NILAI
|
|
PRIA
|
WANITA
|
|
> 89
|
> 63
|
10
|
85 – 88
|
60 – 63
|
9
|
81 – 84
|
56 – 59
|
8
|
76 – 80
|
53 – 55
|
7
|
71 - 75
|
49- 52
|
6
|
66 – 70
|
46 – 48
|
5
|
60 – 65
|
41 – 45
|
4
|
50 – 59
|
36- 40
|
3
|
40 - 49
|
31 – 35
|
2
|
< 39
|
< 30
|
1
|
NORMA PENILAIAN VERTICAL JUMP
(KERJA)
JARAK LONCATAN (kerja)
|
KLASIFIKASI
|
|
PRIA
|
WANITA
|
|
> 301
|
> 134
|
Baik Sekali
|
240- 300
|
108 – 133
|
Baik
|
115 – 239
|
55 - 107
|
Cukup
|
54 – 114
|
30 - 54
|
Kurang
|
0 - 53
|
0 - 29
|
Kurang Sekali
|
3.3. Tes Panjat
Tambang Vertikal (Vertical Arm Pull test)
Tujuan : Untuk mengukur power
dari kedua lengan dengan cara memanjat tali secara vertikal.
Tingkatan Umur : mulai dari 14 tahun hingga
dewasa.
Jenis Kelamin : pria
Perlengkapan dan alat: tali panjat, kursi atau bangku setinggi 38-40 cm,
bubuk kapur, pita pengukur, blangko dan alat tulis.
Petunjuk pelaksanaan tes:
Berat badan orang coba ditimbang
dan sebaiknya berpakaian olahraga yang ringan dan tidak mengganggu pergerakan
serta tanpa sepatu, duduk di kursi/bangku tepat dibawah tali panjat
yang tergantung. Kemudian kedua tangan menjangkau dan menggenggam tali pada
titik tertinggi tanpa mengangkat pantat dari kursi dan kaki dalam posisi
menggantung. Pengetes menempatkan tanda pada bagian atas dari tangan tertinggi
yang menggenggam tali. Kemudian, dengan satu kali usaha
maksimal, orang coba menarik-angkat tubuhnya setinggi mungkin. Pengetes
menempatkan kembali tanda diatas tangan tertinggi yang menggenggam tali.
Diberikan kesempatan 3 kali dan diambil hasil terbaik.
Skor : selisih jarak yang diukur dari tanda pertama ke tanda kedua.
NORMA PENILAIAN VERTICAL ARM PULLTEST (JARAK)
JARAK RAIHAN (CM)
|
KLASIFIKASI
|
|
12 S/D 14 thn
|
15 S/D 17 thn
|
|
61.6 – 66.7
|
66.0 – 74.9
|
BAIK SEKALI
|
57.2 – 60.3
|
62.2 – 65.4
|
BAIK
|
38.1 – 56.5
|
48.3 – 61.6
|
CUKUP
|
30.5 – 37.5
|
38.7 – 47.6
|
KURANG
|
0 - 29.8
|
0 - 38.1
|
KURANG SEKALI
|
Sumber : Practical Measurement for Evaluation in
Physical education, Barry.L. Jhonson, 1979
3.4. Tes Mendorong Bola Medicine ( Two-Hand
Medicine Ball Pull Test)
Tujuan : Untuk mengukur power
dari kedua lengan dengan cara mendorong bola medisin seberat 2.7 kg.
Tingkatan
Umur : mulai dari 12 tahun hingga dewasa.Jenis
Kelamin : pria dan wanita
Perlengkapan dan alat: bola
medisin seberat 2.7 kg, pita atau bubuk kapur, tali katun ukuran
kecil sepanjang 2 meter, kursi atau bangku duduk, pita
pengukur, blangko dan alat tulis.
Petunjuk pelaksanaan tes:
Orang coba duduk
tegak di kursi sambil memegang bola medisin dengan kedua tangan dan tali
dilingkarkan di dada dan ditahan oleh seorang pembantu. Pengetes memberi tanda
dengan pita di lantai pada bagian depan dari kaki kursi. Dengan
gerakan passing dada (chest pass) orang coba mendorong sekuat dan sejauh
mungkin bola medisin tanpa ada pergerakkan tubuh. Pengetes memberi tanda pada
tempat jatuhnya bola. Diberikan kesempatan 3 kali dan diambil hasil terbaik.
Skor : jarak tepanjang yang
diukur dari tanda pertama ke tanda tempat jatuhnya bola.
NORMA PENILAIAN TWO-HAND MEDICINE BALL PUT (JARAK)
JARAK TOLAKAN (meter)
|
KLASIFIKASI
|
|
PRIA
|
WANITA
|
|
> 26
|
> 15
|
BAIK SEKALI
|
22- 25
|
13 - 14
|
BAIK
|
14 - 20
|
8 - 12
|
CUKUP
|
10 - 12
|
5 - 7
|
KURANG
|
0 - 9
|
0 - 4
|
KURANG SEKALI
|
Sumber : Practical Measurement for
Evaluation in Physical education, Barry.L. Jhonson, 1979
4.Kecepatan (Speed)
4.1. Lari
50 meter
Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan
Alat dan Fasilitas :
1. Lintasan lurus,rata,tidak
licin,mempunyai lintasan lanjutan,berjarak 50 m
2. Bendera start
3. Peluit
4. Tiang pancang
5. Stopwacth
6. Serbuk kapur
7. Formulir tes
8. Alat Tulis
Petugas Tes
1. Petugas Pembebrangkatan
2. Pengukur waktu merangkap sebagai
pencatat hasil
Pelaksanaan
1. Sikap permulaan
Peserta berdiri di belakang garis star
2. Gerakan
a) Pada aba – aba “SIAP” peserta
mengambil sikap star berdiri ,sikap untuk lari
b) Pada aba – aba “YA” peserta lari
secepat mungkin menuju garis finish.
3. Lari masih Bisa diulang apabila
peserta:
a) Mencuri start
b) Tidak melewati garis finish
c) Terganggu oleh pelari lainnya
d) Terpeleset
Pengukuran waktu :
Pengukuran waktu dilakukan dari
saat bendera start diangkat sampai pelari melintasi garis finish
Pencatat hasil :
1) Hasil yang dicatat adalah waktu yang
dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 m dalam satuan detik
2) Waktu dicatat satu angka dibelakang
koma,
Tabel penialian lari 50 meter
Skor
|
Lari 50 meter
Putra
|
Kriteria
|
Lari 50 meter putri
|
5
|
s.d - 6.7
|
Baik sekali
|
s.d – 7.7
|
4
|
6.8 - 7.6
|
Baik
|
7.8 – 8.7
|
3
|
7.7 - 8.7
|
Cukup
|
8.8 – 9.9
|
2
|
8.8 -10.3
|
Kurang
|
10.0 – 11.9
|
1
|
10.4-dst
|
Kurang sekali
|
12.0 –dst
|
4.2.Tes akselerasi 30
meter
Tujuan :
Untuk memgetahui kemampuan lari dengan cepat dan kemampuan kecepatan
Alat :
Jalur 400 meter, jalur yang ditandai didepan sepanjang 25 meter, stopwatch, dan
rekan
Pelaksanaan :
tes ini terdiri dari lari 3 x 30 meter dimulai dari start berdiri, blok start
dan dengan istirahat yang cukup untuk memulai tes diantara tes lari yang
berikutnya. Rekan harus mencatat waktu yang habiskan untuk melakukan lari 30
meter.
Norma penilaian : untuk atlet 16 – 19 tahun
Jenis kelamin
|
Baik sekali
|
Baik
|
cukup
|
Sedang
|
kurang
|
Laki
|
< 4.0
|
4.2 – 4.0
|
4.4 – 4.3
|
4.6 – 4.5
|
> 4.6
|
Perempuan
|
< 4.5
|
4.6 – 4.5
|
4.8 – 4.7
|
5.0 – 4.9
|
> 5.0
|
Sumber
: (Widiastuti, 2011 : 116)
4.3.Tes terbang 30 meter
Tujuan :
untuk mengetahui kemampuan lari dengan kecepatan seorang
Alat :
Jalur 400 meter – 60 meter sudah di tandai, corong untuk menandai poin 30
meter, stopwatch dan rekan.
Pelaksanaan :
tes ini terbagi menjadi lari 3 x 60 meter dari start berdiri dan dengan pemulihan
penuh diantara tiap hari. Atlet mengunakan 30 meter pertama untuk membangun
kecepatan maksimum dan terus mempertahankannya sepanjang 60 meter. Tes ini
dapat digabung dengan tes kecepatan 60 meter. Rekan harus mencatat waktu untuk
sang atlet untuk menyelesaikan :
Ø 30 meter pertama
Ø 60 meter
Norma Nilai :
Ranking
|
Perempuan
|
Pria
|
91
– 100
|
2.90
– 2.99 detik
|
2.50
– 2.59 detik
|
81
– 90
|
3.00
– 3.09 detik
|
2.60
– 2.69 detik
|
71
– 80
|
3.10
– 3.19 detik
|
2.70
– 2.79 detik
|
61
– 70
|
3.20
– 3.29 detik
|
2.80
– 2.89 detik
|
51
– 60
|
3.30
– 3.39 detik
|
2.90
– 2.99 detik
|
41
– 50
|
3.40
– 3.49 detik
|
3.00
– 3.09 detik
|
31
– 40
|
3.50
– 3.59 detik
|
3.10
– 3.19 detik
|
21
– 30
|
3.60
– 3.69 detik
|
3.20
– 3.29 detik
|
11
– 20
|
3.70
– 3.79 detik
|
3.30
– 3.39 detik
|
1
– 10
|
3.80
– 3.89 detik
|
3.40
– 3.49 detik
|
Sumber
: (Widiastuti, 2011 : 117)
5. Kelentukan
( Flexibility )
5.1. Sit and Reach Test
Tujuan :
Mengukur kelentukan batang tubuh dan sendi panggul
Alat :
Lantai padat dan rata serta bangku/boks berskala dalam satuan Cm
Pelaksanaa :
peserta tes duduk dilantai dengan kedua kaki lurus, telapak kaki tanpa alas
menempel rapat pada permukaan bangku/boks dengan bagian belakang lutut lurus
menempel pada lantai.
Skor :
yaitu dua kali kesempatan dan di ambil nilai terjauh
Norma kategori :
Jauhna
Raihan ( cm )
|
Skor
|
Kategori
Kelentukan
|
Ø 19
|
5
|
Sangat
Baik
|
11.5
– 19
|
4
|
Baik
|
(-1.5)
– 11.5
|
3
|
Cukup
|
(-6.5)
– (-1.5)
|
2
|
Sedang
|
<
(-6,5)
|
1
|
Kurang
|
Sumber : ( Wahjoedi, 2001 :74 )
5.2. Tes statis fleksibilitas pergelangan kaki
(Dr.Widiastuti,M.Pd)
Tujuan : Untuk mengukur kemampuan fleksibilitas
pergelangan kaki teste
Alat dan fasilitas :
1. Bidang
yang datar atau gedung yang mempunyai dinding tembok.
2. Stopwatch
3. Alat
tulis
4. Formulir
tes
Pelaksanaan :
1. Berdiri
menghadap dinding,ujung jari menyentuh dinding,dan bersandar poada dinding
2. Geser
kaki menjauhi dinding secara perlahan sejauh mungkin
3. Pertahankan
kaki untuk berdiri,tubuh dan lutut dan lutut terbuka lebar sedangkan dada tetap
menempel pada dinding
4. Ukur
jarak antara ujung kaki dengan dinding.jarak paling pendek adalah ¼ inci
5. Ulangi
sebanyak tiga kali dan catat hasil jarak terbaik.
Penilaian : Ukuran di
nyatakan dalam satuan inci.
Table penilaian
penilaian fleksibilitas kaki
Kategori
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Sempurna
|
Ø 35.00
|
Ø 32.00
|
Baik
|
35.00 – 32.51
|
32.00 – 30.51
|
Cukup
|
32.50 – 29.51
|
30.50 – 26.51
|
Kurang
|
29.50 – 26.50
|
26.50 – 24.25
|
Buruk
|
< 26.50
|
<24.25
|
5.3. Tes statis fleksibilitas bahu dan pergelangan
tangan.
Tujuan : Untuk
mengetahui kemampuan fleksibilitas bahu dan pergelangan tangan teste
Alat dan fasilitas :
1. Bidang
yang datar
2. Alat
tulis
3. Formulir
tes
Pelaksanaan :
1. Berbaring
tengkurap di lantai dengan ke dua tangan diluruskan memegang sebuah tongkat
2. Naikkan
tongkat setinggi mungkin,wajah mengikuti gerakan tongkat
3. Ukur
jaraj naikknya tongkat dari lantai .jarak terpendek adalah ½ inci
4. Ulangi
sebanyak tiga kali dan catat jarak terbaik
5. Ukur
jarak pangkal lengan hingga jari yang terpanjang
6. Catat
nilai terbaik dari jarak lengan
Penilaian
fleksibilitas bahu dan pergelangan tangan :
Klasifikasi
|
Laki- laki
|
Perempuan
|
Sempurna
|
>12.50
|
>11.75
|
Baik
|
12.50 – 11.50
|
11.75 – 10.75
|
Cukup
|
11.49 – 8.25
|
10.74 – 7.50
|
Kurang
|
8.24 – 6.00
|
7.49 – 5.50
|
Buruk
|
<6.0
|
< 5.50
|
5.4. Tes Duduk dan Raih yang telah dimodifikasi
Tujuan: Untuk
mengukur pengembangan dari pinggul dan kembali berbelok seperti juga perluasan
otot-otot urat lutut pada kaki. Obyeknya adalah untuk melihat seberapa jauh
anda dapat meluaskan ujungjari-ujungjari mu di luar garis kaki mu dengan
kaki-kaki yang lurus.
Spesifikasi olahraga: (1)
Melompat, menyelam, dan keahlian trampolin; (2) lengan lurus, kaki lurus
menekan kepada jungkir di dalam latihan lantai sebagaimana di dalam
ketrampilan-ketrampilan olahraga senam yang lain.
Tingkatan
Usia: Usia enam sampai perguruan tinggi.
Jenis
Kelamin: Memuaskan sebagai suatu tes untuk kedua-duanya baik anak
laki-laki dan anak perempuan.
Peralatan: Flexomeasure
dengan alat ukur dan tape.
Petunjuk: (1) Baris
tanda 15-inch dari alat ukur dengan satu baris di atas lantai dan beri tali
pita ujung dari tongkat ukur ke lantai sehingga kasus flexomeasure (sisi
jendela) menghadap ke bawah. (2) duduk dan luruskan tumitmu dekat
tepi tanda 15-inch dan luncurkan tempat dudukmu pada luar angka kosong sebagai
akhir dari ukuran. (3) Harus mempunyai suatu teman yang berdiri dan
mengait jari kakinya melawan terhadap tumitmu. Juga, mempunyai satu pembantu di
masing-masing sisi untuk memegang lutut-lututmu di suatu posisi yang terlihat
sebagaimana Anda persiapkan untuk melakukan peregangan. (4) Dengan
tumit tidak lebih dari 5 inci terpisah, pelan-pelan lakukan peregangan maju,
selagi mendorong alat flexomeasure sejauh dan sepanjang mungkin dengan
ujung-ujung jari dari kedua tangan. Ambil kesempatan bacamu di dekat ujung dari
alat flexomeasure.
Menentukan skor: Dari
tiga percobaan terbaik yang diukur pada perempat yang paling dekat dari suatu
inci adalah hasil skor test mu.
Tabel didasarkan pada
sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada perguruan tinggi di
Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.
Laki-laki
|
Tingkatan
|
Wanita
|
23¾ - lebih
|
Dikedepankan/Canggih
|
25¾ - lebih
|
21¼ - 23½
|
Adv.
Intermediate/antara
|
22 - 25½
|
18¾ - 21
|
Intermediate/antara
|
20 - 22¼
|
17 - 18½
|
Adv. Pemula
|
18 - 19¾
|
Di bawah - 16¾
|
Pemula
|
Di bawah - 17 ¾
|
5.5. Tes Merobek Sisi
Tujuan: Untuk
mengembangkan perluasan di dalam mengangkangkan kaki. Sasarannya untuk
mendapatkan selangkangan sedekat mungkin dengan lantai.
Spesifikasi Olahraga
dan Tarian: (1) Melompat, berlatih lantai, dan gandar keseimbangan; (2) tarian
modern dan tari balet.
Tingkatan usia: Usia
enam sampai perguruan tinggi.
Jenis Kelamin:
Memuaskan sebagai suatu test untuk kedua-duanya, anak laki-laki dan anak
perempuan.
Peralatan: Sama
seperti untuk Tes front-to-Rear Splits.
Petunjuk: Sama
seperti untuk Tes front-to-Rear Splits Test, kecuali melebarkan kaki-kaki
terpisah (sisi kepada sisi) sampai selangkanganmu sedekat mungkin pada lantai.
Menentukan Skor: Sama
dengan Tes front-to-Rear Splits, kecuali penggunaan skala yang ditampilkan di
dalam
Petunjuk tambahan:
(1) Lutut harus dikunci pada saat pengukuran. (2) Tangan-tangan pemain itu
boleh menyentuh lantai untuk keseimbangan selama perjanjian (3) Kemiringan
pemain itu harus tidak menggeser posisi vertikal sebelumnya selama pengukuran.
Tabel didasarkan pada
sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada perguruan tinggi Corpus
Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.
Laki-laki
|
Tingkatan
|
Wanita
|
3 – 0
|
Dikedepankan/Canggih
|
2,75 – 0
|
8 – 3,25
|
Adv.
Intermediate/antara
|
7,50 – 3
|
17,50 – 8,25
|
Intermediate/antara
|
16,75 – 7,75
|
2250 -1775
|
Adv. Pemula
|
21,50 – 17
|
Di atas – 22,75
|
Pemula
|
Di atas – 21,75
|
5.6. Test Perputaran Bahu
Tujuan: Untuk
mengukur tingkat kepada yang mana bahu-bahu akan berputar dengan sama seperti
batas suatu genggaman yang paling mungkin.
Spesifikasi Olahraga:
(1) Gaya kupu-kupu, gaya lintas tayang, dan gaya punggung di dalam berenang,
(2) pindahkan dan memasukkan ke dalam ring (besi lingkar), palang yang tidak
seimbang, dan palang horisontal di dalam olahraga senam.
Tingkatan usia: Usia
enam sampai perguruan tinggi.
Jenis Kelamin:
Memuaskan sebagai suatu test untuk anak laki-laki dan anak-anak perempuan.
Peralatan: 60 inci
dari tali dan flexomeasure dengan alat ukur dan tongkat pemandu disisipkan.
Petunjuk: (1) tangkap
salah satu ujung tali untuk dengan tangan kirimu dan tangkap tali dengan tangan
kananmu dengan cara seperti beberapa inci jauhnya. (2) Lebarkan kedua lengan
untuk memenuhi panjang di depan dadamu dan putarlah tali melewati atas
kepalamu. Ketika Anda menemui balasan dalam memutar bahu-bahumu, anda harus
membiarkan tali untuk meluncur di dalam genggaman tangan kananmu sehingga
lengan itu dapat melebar dan membiarkan anda untuk menurunkan tali sampai
berhenti menyilang punggungmu. (3) Usahakan lenganmu tetap terkunci, putar ke
posisi awal dan ukur banyaknya inci tali di antara ibu jari dari
tangan-tanganmu. Sedikitnya jumlah jarak mengindikasikan kinerja yang lebih
baik. (4) Amankan lebar bahu maksimum menjauhkan punggung dari deltoid ke
deltoid dengan menggunakan flexomeasure.
Menentukan Skor:
lebar bahumu dikurangi dari jumlah semua inci dari skormu yang terbaik dari
tiga percobaan.
Tabel yang didasarkan
pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada perguruan tinggi
Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.
Laki-laki
|
Tingkatan
|
Wanita
|
7 – kurang
|
Dikedepankan/Canggih
|
5 – kurang
|
11,50 – 7,25
|
Adv.
Intermediate/antara
|
9,755 – 5,25
|
14,50 – 11,75
|
Intermediate/antara
|
13 – 10
|
19,75 – 14,75
|
Adv. Pemula
|
17,75 – 13,25
|
Di atas – 20
|
Pemula
|
Di atas – 18
|
5.7. Tes Perluasan Mata Kaki (Penekukan Tapak Kaki)
Tujuan: Untuk
mengembangkan perluasan mata kaki (penekukan tapak kaki)
Spesifikasi Olahraga
dan Tari: Berenang, menyelam, olahraga senam, tarian dan menyelam, perluasan
mata kaki menambah keindahan gerakan selagi di dalam renang dan saat melompat
dimana ia menambah daya guna (efisiensi) mekanik.
Tingkatan usia: Usia
enam sampai perguruan tinggi.
Jenis Kelamin:
Memuaskan sebagai suatu test untuk anak laki-laki dan anak-anak perempuan.
Peralatan: Alat
flexomeasure dengan alat ukur dan garis pemandu disisipkan. Pastikan garis A-B
dari alat berada di dalam angka kosong dekat dengan ujung alat ukur. Lihat
Catatan Tambahan C-2 untuk test yang lain dengan busur derajad.
Petunjuk: (1)
Lepaskan sepatu-sepatumu dan ambil suatu posisi duduk di atas lantai dengan
kaki kananmu selurus mungkin. ( 2) Perintahkan asistenmu menempatkan posisi
alat ukur pada angka nol di atas lantai dan meluncurkan alat mengarah ke bawah
sampai pemandu garis berhenti ke seberang titik yang paling rendah dari tulang
tulang kering. (3) Lebarkan mata kaki mengulangi pengukuran di titik yang
paling tinggi dari kaki (tidak juga jari kaki atau kura-kura kaki) selama
perluasan maksimum. (4) Ulangi pengukuran di titik yang paling tinggi dari
kaki. (5) Rekam/catat perbedaan antara garis kaki bagian atas (selama perluasan
) dan garis tulang kering terendah kepada salah satu yang paling dekat -
delapan inci untuk masing-masing kaki.
Menentukan Skor:
Rata-rata perbedaan kaki kanan dengan perbedaan skor kaki kiri dan
membandingkan kinerjamu kepada skala di Tabel 6-8.
Tabel yang didasarkan
pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada perguruan tinggi
Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.
Laki-laki
|
Tingkatan
|
Wanita
|
0,75 – Kurang
|
Dikedepankan/Canggih
|
0,50 – Kurang
|
1,50 – 1
|
Adv.
Intermediate/antara
|
1,25 – 0,75
|
2 – 1 ,75
|
Intermediate/antara
|
1,75 – 1,50
|
3 – 2,25
|
Adv. Pemula
|
2,25 – 2
|
Di atas – 3,25
|
Pemula
|
6. Kelincahan
( Agility )
6.1. Dogging Run
Tujuan
mengukur kemampuan merubah arah berlari sasaran laki laki dan perempuan yang
berusia 10 tahun keatas,
perlengkapan
· stopwatch, pita isolasi warna untuk membuat garis start,
· cat atau kapur untuk membuat tanda arah lari,
· lembing atau benda lain yang tidak berbahaya untuk dijadikan
rintangan
· lapangan
· garis start sepanjang 1,83 m (6 feet)
· rintangan pertama di depan garis start sejauh 3,66 m(12 feet
).
· Rintangan kedua didepan rintangan pertama sejauh 1,83 m.
· Rintangan ke tiga dan ke empat masing masing sejauh 1,83 m.
Pelaksanaan: Testi
berdiri sedekat mungkin di belakang garis start, kemudian berlari
secepat-cepatnya menurut arah yang ditentukan.
Penilaian:
· Catat waktu yang ditempuh mulai dari start sampai dengan
finish.
· Tes dilakukan 2 kali pelaksanaan dan diambil waktu yang
terbaik
Sumber (Ismiyati: 2008 : 41).
Gender
|
Excellent
|
Above average
|
Average
|
Below averge
|
Poor
|
Male
|
<11.2 secs
|
11.2-13.3 secs
|
13.4-15.5 secs
|
15.6-17.8 secs
|
>17.8 secs
|
Female
|
<12.2 secs
|
12.2-15.3 secs
|
15.4 -18.5 secs
|
18.6-21.8 secs
|
>21.8 secs
|
Sumber
(widiastuti 2011,131
6.2.Agility run
Tujuan tes :
Untuk mengetes kelincahan lari.
Peralatan
yang dibutuhkan : 8 buah kun, Stopwatch
Prosedur
pelaksanaan tes: Panjang area tes adalah 10 meter dan lebarnya (jarak
titik start dengan finis) adalah 5 meter. 4 kun digunakan sebagai tanda start,
finis, dan untuk titik memutar 2 kun. 4 kun lainnya disimpan di tengah-tengah
diantara titik start dan finis. Jarak tiap kun yang di tengah adalah 3.3
meter.
Subjek
siap-siap untuk berlari dengan posisi badan condong ke depan. Ketika ada
aba-aba "Ya", stopwatch dijalankan, dan subjek lari secepat mungkin
kemudian mengubah arah gerakan sesuai dengan alur gerakan yang terlihat pada
gambar disamping tanpa mengenai atau menyenggol kun yang ada sampai ke titik
finis. Hasil: Skor yang bagus
bagi laki-laki adalah di bawah 15.2 detik dan perempuan di bawah 17 detik.
untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel norma kualitas kelincahan menurut
Davis B pada tahun 2000.
Rating
|
Males
|
Females
|
Excellent
|
<15.3
|
<17.0
|
Above average
|
16.1-15.2
|
7.9 =17.0
|
Average
|
18.1 1-16.2
|
21.7-18.0
|
Below averge
|
18.3-18.2
|
23.0-21.8
|
Poor
|
>18.3
|
23.0
|
Sumber
(widiastuti 2011,128)
6.3.Quick feet test
Tujuan
tes ini utuk mengukur kelincahan seorang
atlet atau siswa peralatan yang diperlukan tempat yang permukaan yang
datar dan rata, stopwacth, tongkat yang panjang nya 6O cm. Proses pelaksanaan
tempatkan tongkat secara terpisah berjarak 18 inci(45 cm} secara terpisah pada
tnah yang permukaan datar yang membuat
jarak 10 meter (9.14m}. kemudian siswa mulai berlari untuk melagkahi tongkat
yang telah disusun dan dicatat waktu yang ditempuh dari mulai mellewati anak tangga
pertama sampai anak tangga terakhir.istirhat selama dua menit untuk mengulang
tes. Penilaian catatlah hasil terbaik dari dua kali percobaan.
|
Excellent
|
Above Average
|
Average
|
Below Average
|
Poor
|
Male
|
<2.8 secs
|
2.8 - 3.6 secs
|
3.7 - 4.4 secs
|
4.5 - 5.2 secs
|
>5.2 secs
|
Female
|
<3.4 secs
|
3.4 - 4.2 secs
|
4.3 - 5.0 secs
|
5.1 - 5.8 secs
|
>5.8 secs
|
6.4.Side Step Test
Tujuan
tes ini untuk mengukur kelincahan seorang atlet atau siswa peralaatn
tempat yang datar dan rata, meteran,stopwatch, prosedur pelaksanaan subjek
berdiri di garis tengah, kemudian melompat 30 cm ke sisi kanan kiri melompat
kembali ke pusat. Ini adalah satu siklus lengkap subyek melakukan tes selama
satu menit dan kemudian dicatat berapa banyak dapat melakukan lompatan kekanan
dan kekiri.
Norma
penilaian test,
|
Poor
|
Fair
|
Average
|
good
|
high
|
Famale
|
<33
|
32=37
|
38=41
|
42=45
|
46
|
Male
|
<37
|
38=41
|
42=45
|
46=49
|
5O
|
7. Keseimbangan
( Balance )
7.1. Stork stand
Tujuan mengukur keseimbangan statis, sasaran laki-laki dan
perempuan yang berusia diatas 10 tahun.pelengkapan yang digunakan stopwatch.
a.
Berdiri dengan nyaman pada kedua kaki
b.
Letakkan kedua tangan pada pinggang
c.
Angkat satu tungkai dengan menyandarkan jari jari kaki
pada knee sisi kontralateral
d.
Kemudian, kaki yang menumpu disuruh berjinjit.
e.
Asisten menjalankan stopwatch.
f.
Pertahankan posisi tersebut selama mungkin tanpa tumit
menyentuh lantai atau kaki bergeser diatas patella.
g.
Asisten mencatat waktu yang dicapai selama
mempertahankan balance.
h.
Hasilnya dicocokkan dengan tabel Standing Stork test
Penilaian : waktu yang terlama dalam mempertahankan keseimbangan
merupakan wakt yang digunakan untuk menilai keseimbangan testi, waktu dicatat
dalam detik dimulai dari saat testi
mengangkattumit sampai mulai kehilangan keseimbangannya.
Rating
|
Score (seconds)
|
Excelled
|
>50
|
Good
|
40-50
|
Average
|
25-39
|
Fair
|
10-24
|
Poor
|
<10
|
7.2.Bass stick test (lengthwise and crosswise)
Tujuan mengukur keseimbangan statis,sasaran laki-laki dan
perempuan yang berusia 10 tahun keatas,perlengkapan isolasi untuk menenpelkan
balok dilantai, balok dengan ukuran panjang 30,48 cm,lebar 2,54, dsan tebal
2,54 cm.
Pelaksanaan test:
· testi berdiri di atas balok searah panjang nya atau melintang
dengan kaki yang dominan ,tumit atau jari –jari kaki yang lain diletak kan
dilantai.
· Dengan diberi aba-aba ya kaki yang diletakkan dilantai
diangkat dari lantai, jaga keseimbang nya selama mungkin tester memberi aba-aba
cukup bila lebih dari 60 detik. Ulangi dengan kaki yang sama sebanyak 3 kali.
· Lakukan dengan kaki yang lain ulangi 3 kali
· Bila testi kehilangan keseimbangan dalam waktu 3 detik tes diulang.
Penilaian : Jumlah waktu seluruh ulangan yang dilakukan ( 6
kali ), waktu yang di catat adalah waktu yang digunakan untuk mempertahankan
keseimbangan dimulai dari aba-aba YA sampai testi kehilangan keseimbangan.
8. Koordinasi
( Coordination )
8.1. Lempar –tangkap
bola tenis
Tujuan
mengukur koordinasi mata tangan, sasaran laki-laki dan perempuan yang berusia
15 tahun ke atas, perlengkapan bola tenis, tembok sasaran. Pelaksanaan : dengan
satu tangan dan ditangkap dengan tangan yang lain. Sebelum melakukan tes, testi
boleh mencoba terlebih dahulu sampai merasa terbiasa.
Penilaian
tiap lemparan yang mengenai sasaran dan ditangkap dengan tangan memperoleh
nilai 1. Untuk memperoleh nilai 1: Bola harus dilemparkan dengan uderarm(lemparan
dari bawah samping badan). Bola harus mengenai sasaran. Bola harus mengenai
sasaran. Bola harus berhasil ditangkap tanpa terhalang badan. Testee tidak
beranjak atau berpindah kedepan garis batas untuk menangkap bola. Jumlah skor
hasil 30 detik lemparan pertama dan 30 detik lemparan kedua.
Norma
penilaian hasil Kemampuan Koordinasi Mata Tangan yang Menggunakan Tes Lempar
Tangkap Bola Tenis Usia 15 tahun Keatas.
NO
|
Kategori
|
15 tahun Keatas
|
1
|
Baik
Sekali
|
>18
|
2
|
Baik
|
14-17
|
3
|
Sedang
|
9-13
|
4
|
Kurang
|
5-8
|
5
|
Kurang
Sekali
|
< 4
|
(Sumber: Dispora 2006:114)
8.2.Soccer wall volley test
Tujuan: mengukur koordinasi mata-kaki koordinasi
seluruh tubuh dan kelincahan.
Perlengkapan
lapangan tes yang terdiri atas:
·
Daerah sasaran dibuat dengan garis di dinding yang
rata dengan ukuran panjang 2,44 m dan tinggi dari lantai 1,22m.
·
Daerah tendangan di depan daerah sasaran berbentuk
segi empat dengan ukuran 3,65 m dan 4,23m. Daerah tendangan berjarak 1,83dari
dinding daerah sasaran.
Pelaksanaan:
Bola sepak diletakkan di belakang garis batas yaitu 1,83 Meter di depan
sasaran. Subyek berdiri di belakang garis batas dekat bola dan menghadap ke
sasaran. Pada aba-aba “ya”, subyek mulai menyepak bola ke sasaran (tembok
dengan batas tertentu). Bola yang terpantul dari tembok sasaran segera disepak
kembali dan tidah boleh di pegang dengan tangan, hal ini dilakukan terus
menerus dan secepat mungkin selama 20 detik. Kesempatan melakukan tes ini
sebanyak tiga kali. Yang terbaik dari tiga kali kesempatan adalah kemampuan
koordinasi mata kaki dari subyek yang diteliti.
Penilaian :
·
kemampuan koordinasi mata kaki adalah banyaknya
sepakan yang sah dapat dilakukan subyek selama 20 detik.
·
Tiap sepakan bola kaki yang dilakukan di bagian
belakang garis batas 1,83 meter di depan sasaran di beri nilai satu
·
Sepakan yang tidak sah tidak dihitung.
·
Bola harus mengenai sasaran
·
Bola harus dikontrol atau di blok dahulu sebelum di
tendang kembali
·
Pada waktu menendang atau mengontrol bola testi tidak
boleh kluar dari daerah tendangan
·
Bila testi menghentikan atau mengontrol bola dengan
tangan nilainya dikurangi 1.
·
Bila bola tidak mengenai sasaran tidak mendapatkan
nilai
·
Nilai total yang diperoleh adalah jumlah nilai
tendangan yang terbanyak dari ketiga ulangan yang dilakukan.
9. Ketetapan ( Accuracy
)
9.1. Nama tes : tes persepsi
kinestetik
Tujuan: mengukur kemampuan kinestetik dalam menentukan
posisi tertentu pada bidang horizontal
Alat/fasilitas : meteran, penutup mata,
pensil
Pelaksanaan
: di buat garis
vertikal pada dinding setinggi mata rata-rata testi pada posisi duduk.
Testi berkosentrasi pada garis lurus pada ujung ke ujung,
kemudian mencoba sekali menunjuk ujung garis atas dan berpindah menunjuk ujung
yang lainnya, setelah mencoba sekali tutut mata dan melakukan tes yang
sebenarnya. Testi di minta menunjuk pada kedua titik tersebut testi
melakukan 4 kali ulangan 2 kali titik sebelah kiri dan 2 kali titik
sebelah kanan.
Penilaian
: Penyimpangan dari titik yang di tentukan di ukur dalam (cm) sampai 0,5cm
terdekat, nilainya yaitu 4 kali jumlah ulangan.
10.Reaksi ( Reaction
)
10.1. Tes kecepatan reaksi tangan
Tujuan : Untuk
mengukur kemampuan tangan untuk melakukan reaksi terhadap suatu stimulus
Alat dan fasilitas:
1. Meja
dan kursi
2. Mistar
3. Alatn tulis
4. Formulir
tes
Pelaksanaan tes :
1. Testee
dalam keadaan duduk di kursi dengan kedua tangannya berada disisi meja,dengan
jarak tangan kanan kurang lebih 30 cm
2. Testee memegang
mistar reaksi kemudian menjatuhkan secara vertical diantara kedua telapak
tangan testee dari atas tanpa aba-aba
3. Bersamaan dengan
jatuhnya tongkat reaksi .testee segera berusaha menjepit mistar reaksi tersebut
secepat mungki dengan mengguanakan kedua tangannya.
4. Testee
diberi kesempatan melakukan tes sebnayak 3 kali
Penilaian :
Angka
yang terbaik ditunjukkan telapak tangan bagian bawah pada mistar dari 3 kali
melakukan tes merupakan nilai kecepatan reaksi tangan testee
10.2. The Nelson Foot Reaction Test
Tujuan :
Mengukur kecepatan reaksi kaki
Alat :
meja, dinding rata dan mistar Reaction test
Pelaksanaan :
peserta tes duduk rileks di atas meja, salah satu kaki 2.5 cm dari permukaan
dinding didepannya dan tumit kaki 5 cm dari permukaan dinding. Jarak antara
bagian tepi meja dengan permukaan dinding tidak boleh kurang dari 2,45 cm.
Tester memegang ujung atas mistar reaction test dengan ujung bawah mistar tak
berada di antara dinding dan telapak kaki peserta tes.
Skor :
pengukuran rata – rata 10 kali percobaan untuk tercepat 5 kali dan 5 kali
percobaan terlambat.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tes dan pengukuran adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mengumpulkan data dalam melakukan penilaian, penilaian
membutuhkan yang namanya data untuk menghasilkan penilaian yang obyektif. Tes dan pengukuran membutuhkan alat alat dalam
pengukuran, bayangkan bila tidak alat pengukura. Kemungkinan kemajuan kemajuan
dalam segala bidang akan terlambat dan tidak mempunyai sasaran yang
tepat. Dengan adanya tes dan pengukuran, segala program
dibidang apa saja dapat di kontrol dan di evaluasi.
Tes dan pengukuran juga merupakan bagian yang
intergral dalam hasil belajar siswa. Tes dan pengukuran yang dilakukan dalam
bidang keolahragaan dan pendidikan harus dapat mendasarkan diri
B. Saran
1. Melalui makalah ini, penulis berharap pembaca dapat
memahami tentang tes dan pengukuran dalam olahraga yang dapat di padukan
menjadi sesutau yang yang baik.
2. Dalam mempelajari mata kuliah tes dan pengukuran kami
juga sebagai penulis masih mempunyai banyak kekeliruan, dan kami juga masih
perlu mempunyai literature.
DAFTAR PUSTAKA
Ismaryati.
2008. Tes dan Pengukuran Olahraga.
Surakarta.
Sajoto.
1995. Pengembangan dan Pembinaan Kekuatan kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta:
Dahara Prize.
Wahjoedi.
2001. Landasan Evaluasi Pendidikan
Jasmani. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Widiastuti.
2011. Tes dan Pengukuran Olahraga.
Jakarta : PT. Bumi Timur Jaya.
Sumber Internet :
https://prezi.com/9fe08tpshxrl/tes-dan-pengukuran-penjas/ di akses tanggal 12 maret 2018
permisi kakak/abang apa ada vide0 peLaksanaan tes the NeLs0n f00t test yaitu kecepatan reaksi kaki, maaf ini berkenaan peneLitian aku, aku kurang ngerti, m0h0n bantuan ya
ReplyDeletegambar atau vide0nya m0h0n juga dari tes tersebut
ReplyDeleteCaesars Casino & Resort Launches New $325 Million - DrmCD
ReplyDeleteIn the wake of the COVID-19 pandemic, 양산 출장샵 the 경주 출장샵 Caesars Casino & Resort has in the 춘천 출장샵 new hotel and casino, the 광양 출장안마 Caesars Las Vegas 시흥 출장안마 has